TikTok mengambil langkah untuk menangguhkan sementara fitur Live di Indonesia, bukan atas arahan pemerintah, melainkan atas inisiatif sendiri.
Hal ini dikonfirmasi oleh Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, dalam penjelasannya kepada publik lewat sebuah konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan.
Menurut Meutya, TikTok telah memberitahu pemerintah bahwa penghentian layanan Live dilakukan secara sukarela, sebagai langkah antisipasi terhadap potensi penyalahgunaan di tengah meningkatnya ketegangan saat demonstrasi.
Menkomdigi juga menyampaikan harapan agar situasi kembali kondusif dan fitur Live dapat diaktifkan kembali dalam waktu dekat.
Sebelumnya, TikTok menyatakan bahwa penghentian layanan Live dilakukan untuk menjaga keamanan dan menghentikan kemungkinan penyalahgunaan konten. Sejumlah pengguna TikTok mengaku mendapatkan notifikasi tersebut di tampilan aplikasi, seperti dilaporkan oleh akun media sosial komunitas di Instagram.
Hal ini diklaim dilakukan di tengah eskalasi kekerasan dalam aksi unjuk rasa di berbagai daerah. TikTok menegaskan kembali komitmennya untuk terus mengawasi dan menghapus konten yang melanggar pedoman komunitas.
Langkah serupa juga ditemukan dalam penyampaian resmi oleh ByteDance, induk TikTok. Mereka menegaskan bahwa keputusan ini bukan hasil tekanan pemerintah, tetapi bagian dari upaya menjaga keamanan platform selama masa darurat tersebut.